RADARTRENGGALEK.COM – Kabupaten Trenggalek saat ini menghadapi krisis air bersih yang semakin meluas. Berdasarkan data terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek, sebanyak 52 titik di 12 kecamatan telah mengajukan permohonan bantuan air bersih akibat bencana kekeringan yang melanda wilayah tersebut.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Trenggalek, Triadi Admono, menyatakan bahwa meskipun hujan sempat mengguyur sebagian wilayah, dampak kekeringan masih belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
“Sampai saat ini ada 52 titik di 12 kecamatan yang terdampak kekeringan dan mengajukan bantuan distribusi air bersih ke BPBD,” ungkapnya. Minggu (29/9/2024).
Selain berdampak pada krisis air bersih, bencana kekeringan ini juga memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Tercatat setidaknya ada 30 kejadian karhutla di wilayah Kabupaten Trenggalek selama beberapa pekan terakhir.
Menurut Triadi, hal ini disebabkan oleh kondisi tanah dan vegetasi yang sangat kering, sehingga mudah terbakar. Ia berharap hujan segera turun secara merata agar kondisi kekeringan ini dapat teratasi dan risiko kebakaran dapat diminimalkan.
Sementara itu, Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Trenggalek, Dyah Wahyu Ermawati, turut terjun langsung mendistribusikan bantuan air bersih kepada warga di Desa Dawuhan dan Parakan, Kecamatan Trenggalek.
Ia menegaskan bahwa distribusi air bersih sangat penting untuk memastikan kebutuhan dasar masyarakat tetap terpenuhi.
“Di tengah kondisi kekeringan ini, bantuan air bersih dari pemerintah, baik Provinsi maupun Kabupaten Trenggalek, sangat dibutuhkan untuk membantu masyarakat yang terdampak kekeringan,” ujarnya.
Dyah menambahkan bahwa hingga saat ini BPBD telah mendistribusikan sebanyak 603 rit mobil tangki berkapasitas 5.000 liter ke desa-desa yang mengalami krisis air bersih.
Masyarakat terdampak pun terlihat antusias menyambut bantuan distribusi air bersih ini. Mereka rela mengantri dengan membawa wadah seperti jerigen, galon, bak air, dan berbagai wadah lainnya untuk mendapatkan pasokan air.
Meski terbatas, air tersebut sangat membantu mereka untuk menjalankan aktivitas sehari-hari, seperti memasak, mencuci, dan kebutuhan sanitasi.
“Harapan kami, distribusi ini bisa memenuhi kebutuhan harian warga, sehingga mereka tetap bisa menjalani kehidupan sehari-hari dengan baik,” tutup Dyah.
Hingga kini, distribusi air bersih terus dilakukan sembari menunggu kondisi kekeringan mereda.(pra)