RADARTRENGGALEK.COM – Warga Desa Bendorejo, Kecamatan Pogalan, Trenggalek, semakin mendesak pemerintah untuk memberikan kompensasi atas dampak permanen pembangunan Jembatan Plengkung.
Hingga saat ini, warga terdampak belum mendapatkan kepastian terkait kompensasi, meskipun telah beberapa kali melakukan pertemuan dengan pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) setempat.
Wardoyo, salah satu warga yang terdampak, menegaskan bahwa dampak dari pembangunan ini sangat serius. Setidaknya ada tiga masalah utama yang dialami masyarakat.
“Dampak yang kami rasakan tidak bisa dianggap sepele, ini permanen dan mempengaruhi kehidupan sehari-hari kami,” ujar Wardoyo.
Dampak pertama yang paling dirasakan adalah polusi, baik dari segi getaran yang menyebabkan kerusakan pada rumah warga, maupun polusi udara yang terjadi selama proses konstruksi.
“Getaran dari pembangunan ini mengganggu dan merusak struktur rumah, sedangkan debu dan polusi lainnya membuat kualitas udara di sekitar kami memburuk,” jelas Yoyok, warga lainnya.
Selain itu, banyak usaha warga yang terpaksa tutup sementara karena akses jalan yang tertutup. Menurut Yoyok, kondisi ini menyebabkan hilangnya pendapatan bagi para pemilik usaha.
“Banyak usaha yang tidak bisa beroperasi karena jalan ditutup total. Dampaknya, kami kehilangan sumber penghasilan,” tambahnya.
Dampak terakhir yang paling mencolok adalah harga properti yang turun drastis. Rumah-rumah yang berdekatan dengan jembatan kini terhimpit oleh struktur beton, membuat harga jualnya merosot.
“Rumah kami kini terkurung oleh beton jembatan, sehingga nilai jualnya menurun tajam,” keluh Yoyok.
Warga telah menuntut kompensasi sebesar Rp 20 juta per orang yang terkena dampak. Namun, pemerintah hanya menawarkan dana rohiman sebesar Rp 1,5 juta, yang langsung ditolak oleh warga.
“Jumlah Rp 1,5 juta jelas tidak sebanding dengan dampak permanen yang kami rasakan,” tegas Yoyok.
Sementara itu, Hamim Tohari, seorang warga yang memiliki usaha di dekat lokasi pembangunan, mengungkapkan bahwa penghasilannya menurun drastis sejak pembangunan dimulai.
“Dulu saya bisa mendapatkan Rp 150.000 per hari, sekarang usaha saya sepi karena akses yang terganggu,” katanya dengan nada prihatin.
Situasi ini menunjukkan perlunya perhatian serius dari pemerintah untuk menyelesaikan keluhan warga yang terkena dampak. Tanpa adanya solusi yang adil, ketidakpuasan warga akan terus berlanjut.(zen/pra)
Warga Bendorejo Trenggalek Tuntut Kompensasi Akibat Pembangunan Jembatan Plengkung
